Posts

Showing posts from February, 2018

Hal Sederhana Yang Menuntut Ketidaksederhanaan

Image
Dalam beberapa hari saja saya sering mendengar potongan-potongan quote atau dalam istilah orang-orang di sekitar saya tinggal, itu dinamakan kata-kata bijak. Entah sebijak apa kata-kata tersebut dan apakah mereka telah salah mengalamatkan sebuah kategori yang harusnya bukan pada kata-katanya tapi kepada siapa yang mengeluarkan dan mengelaborasi kata-kata tersebut. Agaknya memang salah. Mungkin memang harus diuabah atau semacamnya. Terserah saja saya hanya menyumbang pemahaman akan sebuah prase yang sepertinya telah salah alamat. Mungkin. Mungkin kita juga bisa mengambil alternatif berpikir lain. Kalau kata-kata bijak itu adalah memang milik kata-kata itu sendiri, artinya siapa pun yang mengatkannya mereka hanya sebagai media yang mengharuskan kata-kata itu keluar dan menjadi konsumsi banyak orang.  Bahkan bisa menjadi sebuah 'nasehat' bagi sebagian orang yang sedang kebingungan dalam menghadapi hidup, atau bagi orang yang sedang mencari kebenaran atas apa pun

Malang Pertama

Image
Jalanan yang padat Mulai lengang  Udara yang dingin Semakin menusuk tulang Samar-samar suara kendaraan Ditelan kesunyian Masuk lebih dalam  Ke Dalam gelapnya malam Mencari makna Menemukan surga Tak bertempat, tak terlihat Dari perenungan, menghayati sepi dari ketinggian yang bisa aku tuliskan hanya bait itu. Mengambil jarak, mendapat saripati.  (Malang, 29 Januari 2018)

Bukan Siapa-Siapa

Image
Aku tak mampu menjadi dia, dan menjadi seperti mereka. Begitu juga mereka tak akan mampu menjadi aku. Karena kita berbeda satu sama lain. Walaupun hakikatnya sama dan satu. Jadi untuk apa aku harus menjadi dia dan menjadi mereka seperti mereka yang pasti menolak menjadi sepertiku. Maka aku adalah aku. Dan aku bukan siapa-siapa. Begitu juga seharusnya mereka. Di hadapan Dia yang Tunggal kita sirna, tak berbekas. Catat itu!  Itu yang aku temukan di dalam pembelajaran tanpa institusi dan parameter ukuran angka dengan jarak yang masih terlampau jauh. Panjang jalan yang telah aku lalui, sekarang pun baru aku seperempat jalan dari miliaran kilometer.  Semakin jauh kita melangkah. Banyak yang akan kita temukan dan berakhir dengan kemanunggalan. Aku percaya pada prinsip itu. Terutama dalam langkah mencari diri yang sejati.