Posts

Showing posts from 2017

Ebook Ke Dua

Image
Tanggal 4 Januari 2018 jatuh tempo pembayaran domain  www.topleswrite.com  (blog saya), saya sengaja tidak memperpanjangnya. Saya sudah suudzon duluan ada yang sebagian mengira si empunya blog tidak mampu untuk membayar dan memperpanjang domain blognya. Mohon maaf. Jika tuduhan itu benar, saya hanya ingin mengklarifikasi bahwa..  alhamdulilah saya punya uang. hehe.. Tadinya saya tidak   ingin  memperpanjangnya. Untuk kebutuhan menulis saya punya blog baru untuk sekedar rindu akan menulis dan wadah untuk menumpahkan resapan ilmu yang saya cari dari berbagai sumber. Isinya memang agak serius dan berbeda sekali dengan tulisan saya sebelumnya. Tapi mungkin akan saya pertimbangkan untuk memperpanjangnya. Semoga saja. Nah, untuk mengengenang tulisan-tulisan saya waktu ngeblog  selama enam tahun dengan bahasa dan gaya ‘seperti anak gaul’ dan ingin sekali terkenal di dunia maya, saya membikin sebuah ebook. Isinya kurang lebih tulisan saya di blog, mostly potongan-potongan ceri

Bibit dan Sumber Mata Air

Image
Mereka sekumpulan remaja digerakan oleh rasa ingin berkumpul atas nama Junjungan mereka Sang Kekasih – Diperjalankannya menuju tempat terindah yang menjadi Imam seluruh hamba-hambaNya yang mulia – bersaudara atas nama Sang Maha Tunggal. Pertemanan dan persaudaraan yang jarang dilihat di daerah mereka tinggal. Tak pernah bermaksud menyaingi dan menandingi pemuda dan remaja-remaja yang terseret derasnya arus zaman, tidak malah menjelek-jelekan mereka, bahkan menyalah-nyalahkannya. Tidak membuat kutub yang berlawanan. Mereka malah kadang mengajak siapa pun untuk berkolaborasi. Disadari atau tidak mereka sedang ngawiji , dadi siji , sama sejajar, memandang sama siapa pun diantara mereka, setara. Mereka satu. Mereka hanya membuat sebuah persaudaraan, membuat sebuah tempat baru bagi remaja-remaja yang digerakan hatinya untuk merasakan hal-hal religius dan mulai tertarik ke dalam dunia spiritual yang lebih dalam. Tempat bagi mereka, remaja-remaja yang kering jiwanya.

Rasa-Rasa Dunia Perlambungan

Image
“asal mas tau saja, asam lambung itu kalau menetes di lantai lantainya bisa pecah” kata salah satu pegawai atau sales obat yang sedang saya ajak berbincang di samping gerobak warung kopi ala kaki lima. Sambil menenggak kopi saya pun terkagum sekaligus khawatir. Kagum saya akan ciptaan gusti Allah SWT yang luar biasa itu, dan khawatir bagaimana jika di dalam lambung manusia hina macam saya ini, ternyata mempunyai gangguan lambung yang bukan saja menyebabkan lantai pecah tapi seisi rumah bisa runtuh. Bahkan meledak. Saya membayangkan saya sedang menelan nuklir. Nuklir itu pun kini terancam meledak, di benak saya.

Tulisan Ini Tulisan Sebelum Tidur

Image
Ternyata ada banyak halangan untuk sekedar menulis. Mulai dari rasa malas kemudian menjalar kemana-mana. menurut ku rasa malas bukanlah penyakit apalagi hama. Hal tersebut ada karena sebuah mekanisme tubuh yang pada dasarnya memang butuh lebih banyak istirahat ketimbang terus menerus berpikir dan memikirkan pendapatan materi, bukan? Karena memang bukan penyakit jadi tidak perlu dicarikan obatnya. Lagi pula tidak ada apotek yang menjual obat anti malas. Bukan juga hama jadi tidak mesti dibasmi. Karena hidup tanpa rasa malas mustahil ada rasa ingn bekerja, rajin, ulet dan semangat. Sesuatu yang negatif bukan barang baru dan tidak perlu diperdebatkan dan dimusuhi.

Bagaimana cara menyampaikannya?

Image
Pandu sedang belajar menjadi orang yang menjadikan dunia bukan sebagai tujuan dan faktor hidup utama. Namanya juga sedang belajar kadang dia lupa dengan misi belajarnya yang ia ikrarkan kepada dirinya sendiri . Kemudian ia sadar kembali dan mengulanginya lagi dan lagi. Pemikiran itu ia dapat dari berbagai kesimpulan dan hasil pencarian dari tempat-tempat yang biasa dan bisa ia datangi dan juga orang-orang yang memberinya banyak pelajaran secara langsung maupun tidak langsung – baik yang bersua bertatap muka maupun berjumpa dengan sekejap mata.

Perjalanan

Image
Perjalanan hidup itu seperti menerawang jarak ratusan kilometer tanpa lampu penerang. Gelap gulita. Tak tahu akan ada apa di depan kelak. Kita hanya tahu saat ini kita sedang berdiri dimana. Satu menit kedepan pun kita tak tahu akan terjadi apa dan akan ada apa di dalam kehidupan yang kita jalani di dalam waktu sedetik itu. Tapi bukankah disitu letak keasyikannya? Berjalan tanpa tahu di depan ada apa, untungnya kita masih boleh meraba-raba – yang sering kita sebut cita-cita dan harapan atau sejenisnya – dan itu dianjurkan.

Menepilah

Image
Malam itu aku bersama dengan sahabat-sahabatku di kampung berbincang-bincang ringan. Temanya tidak begitu spesifik bahkan terkesan random. Memang biasanya seperti itulah obrolan kami setiap bertemu. Tapi yang paling membuat endorphin kami naik sangat tajam adalah – sehingga menghasilkan ledakan tawa yang luar biasa – ketika kami membicarakan masa-masa SMP dan SMA, karena di masa itulah banyak peristiwa dan ‘ketidakwarasan’ perliaku kami. Semakin larut malam ada beberapa teman yang pamit pulang ke rumah, untuk istirahat. Kami tak pernah mengharuskan semua yang ada disitu untuk tetap melek sampai larut malam. Karena semakin dewasa semakin banyak pula kesibukan, ada memang yang tidak sibuk-sibuk amat tapi karena kemampuan begadangnya kurang diolah jadilah dia tidak biasa seperti kami-kami yang tidak sibuk ini. Semakin malam, semakin sunyi. Udara dingin menekan dada, angin mengurangi kecepatannya karena kasihan terhadap kami manusia yang lemah ini, jika dia terus menaikan ke

Merefleksikan Nama-Nya

Image
Kekuasaan dan agama adalah dua hal yang saling melengkapi, keduanya saling mengisi. Tapi apa jadinya jika salah satunya dimanfaatkan untuk menggapai tujuan tertentu. Agama dimanfaatkan untuk mendulang suara agar seseorang menjadi penguasa. Adakah kekuasaan yang dimanfaatkan oleh agama? Tentu ada. Hanya saja yang lebih sering adalah agama yang dimanfaatkan untuk kepentingan kekuasaan. Keduanya sama-sama berasal dari manusia yang melihat potensi ‘keuntungan’ besar menjadi pengikut agama tertentu. Dan memanfaatkannya sebagai alat untuk memperkaya diri dengan materi , menumpuk dunia di dalam dirinya. Untuk itulah ditengah ketidakjelasan – mana  yang benar-benar mengatasnamakan agama dan mana yang memanfaatkan agama untuk kepentingan kekuasaan dan mungkin juga kepentingan pribadi – kita harus sadari bahwa agama bukan tujuan. Agama bukan Tuhan kita. Tujuan kita adalah Tuhan. Kita mengenal agama karena ingin mengenal Tuhan, ingin menuju kepadaNya dan menyatu bersamaNya. Agama a

Perubahan

Image
“..dengan segala ketidakpastian, namun ada satu hal pasti yang ada dalam hidup ini, yaitu perubahan” –Totok PDy “sudah gede yah kamu pik” kata-kata itu selalu orang ucapkan ketika melihat orang yang sudah lama mereka kenal dan sekarang sudah banyak berubah – entah itu postur tubuh (tampilan) atau pun prilaku dan sikap. Saya sebenarnya ingin menjawab dengan jawaban yang nyentrik tapi kebanyakan orang yang berkata demikian cenderung lebih tua dari saya.

Mbah Adam dan Kedewasaan

Image
​Hidup itu harus pintar ngegas dan ngerem. Begitu kata mbah Nun. Kata-kata itu pula dijadikan sebuah judul buku oleh beliau. Insallah ada duit saya beli mbah. Hehe Seperti makna dan hakikat kisah Adam. Kita bisa belajar tentang ngegas dan ngerem. Dikisahkan mbah Adam waktu itu diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk melakukan apa saja di taman tempat ia tinggal, tapi Tuhan melarang mbah Adam dan pasangannya mendekati satu pohon dan memakan buahnya.