Rasa-Rasa Dunia Perlambungan
“asal mas tau saja,
asam lambung itu kalau menetes di lantai lantainya bisa pecah” kata salah satu
pegawai atau sales obat yang sedang saya ajak berbincang di samping gerobak warung kopi ala kaki lima. Sambil menenggak kopi saya pun
terkagum sekaligus khawatir.
Kagum saya akan ciptaan
gusti Allah SWT yang luar biasa itu, dan khawatir bagaimana jika di dalam
lambung manusia hina macam saya ini, ternyata mempunyai gangguan lambung yang
bukan saja menyebabkan lantai pecah tapi seisi rumah bisa runtuh. Bahkan meledak. Saya
membayangkan saya sedang menelan nuklir. Nuklir itu pun kini terancam meledak, di benak saya.
“itu asam lambung
manusia kan pak?” saya memastikan barangkali beliau salah baca atau waktu
kuliah dulu dia tak pernah mencatat kemudian ngasal dalam membuat pernyataan
untuk medeni orang-orang seperti saya yang kurang paham dunia perlambungan ini.
“iya mas” jawabnya sambil menyeruput kopi dan menghisap rokok yang sedari tadi
dia nyalakan.
Kemudian setelah rasa
khawatir dilanjutlah dengan rasa aneh. Munculnya rasa tersebut karena kami berdua
ternyata sedang minum kopi, dimana minuman yang satu ini konon katanya kurang
baik juga untuk lambung. Tapi karena rasa eman makanya tidak saya buang, mubazir nantinya ketika saya buang
begitu saja, untuk itulah kopi hitam sacetan itu tetap saya minum.
“itu pula yang
menyebabkan kepala pusing pak” katanya lagi menambah informasi tanpa henti pada
fakir informasi kedokteran yang sedang berhadapan dengannya sambil minum kopi
ini. Saya membenarkan semua informasi itu kerena hal-hal yang dia informasikan
itu sedang terjadi pada tubuh krempeng ini.
Saya mulai khawatir
berlebihan, nuklir akan benar-benar meledakan tempat kami mengobrol. Sialan..
Comments
Post a Comment