Kasihan Yah Uangnya?!
Mereka tak kasihan
padaku, untuk apa aku perduli dengan mereka. Makanya aku hanya tersenyum saja.
Karena aku dan mereka sama-sama licik. Mereka hanya perduli dengan uang. Yah,
uang yang aku ambil kerena mereka iri. Kenapa aku saja yang bisa mengambilnya sementara
mereka hanya menonton dan kesal setiap melihatku.
Cih..
Aku tidak banyak
mengeluarkan hipotesis, memang mereka yang berkomentar atasku, mereka yang
menyindir dan bahkan yang diam-diam tidak suka padaku juga sama saja; mereka
inginkan uang yang aku ambil. Aku yakin itu. Seyakin matahari terbit dari
timur.
Sekarang aku mulai
kesakitan. Badanku tak enak. Setelah aku pura-pura sakit akhirnya aku sakit
betulan.
Sial!
Beginilah taktik jitu yang harus aku keluarkan, tak perduli lah,
walaupun aku jadi benar-benar sakit. Toh bukannya aku sudah sakit sejak awal.
Sejak aku memutuskan untuk menjadi wakil orang-orang yang tak aku kenal dan
berpura-pura baik terhadap mereka agar mereka yakin akulah wakil mereka.
Banyak manipulasi yang
aku lakukan, itu halal bagiku untuk sampai pada tujuanku. Walaupun aku kadang
merasa kebingungan untuk apa aku melakukannya. Disanalah aku merasa sakit. Dan
aku menikmati kesakitan itu sampai sekarang.
Persetan!
Lihatlah wajah-wajah
itu. Mereka sok-sokan suci. Padahal mereka juga mau uangku. Uang yang aku ambil
dengan strategi jitu dengan memikirkannya saban hari.
Ketika mereka berkomentar
macam-macam tentangku, hanya ada satu yang aku pikirkan mereka semuanya sama
dan seragam di dalam hatinya "kasihan yah uangnya" bagi mereka yang
alim, sedangkan mereka yang bermulut busuk itu sudah jelas mereka marah-marah
karena di dalam hatinya berkata "dasar maling goblok, itulah resikonya
jika tak melibatkanku, sok jago!".
Mereka memang munafik.
Begini-begini aku bisa membaca isi hati orang lain. Walaupun tak ada yang tahu
apa isi hatiku sebenarnya. Dasar munafik. Aku tahu itu. Mereka hanya perduli
dengan uang! Tidak perduli dengan aku. Aku yang manusia juga sama seperti
mereka. Atau memang aku bukan manusia? Atau memang mereka yang bukan manusia?
Comments
Post a Comment